Minggu, 27 Desember 2015

Suntiang Padang

Hella, hohoho, masih dalam suasana liburan long weekend Natal ya bawaannya pengen jalan-jalan. Eh tapi Jogja lagi macet-macetnya jadi aku lagi males jalan-jalan, maaf ya hehe. Tapi jangan khawatir kali ini aku tetep bakal share pengalaman aku yang gak kalah seru yaitu saat aku jadi model buat salah satu temenku yang berprofesi sebagai makeup artist terutama untuk makeup pernikahan. Ceritanya nih aku didandanin pake adat Padang, awalnya yang aku tahu adalah kalau adat Padang itu pengantin wanitanya memakai hiasan di kepala yang disebut Suntiang, itulah yang membedakan dengan pakaian adat yang lain di Indonesia.

Persiapan makeup sendiri membutuhkan waktu yang lama karena ada beberapa detail yang harus ditonjolkan. Sampai akhirnya mengenakan Suntiang berwarna keemasan khas Padang hasil buatan sendiri, trust me I'm feeling so lucky and beautiful. Beruntung banget aku bisa mengenakan Suntiang yang merupakan salah satu budaya turun temurun dari Padang. Seperti yang kita ketahui bersama aku kan bukan orang Padang jadi kurang begitu paham untuk mengulas Suntiang secara detailnya. Dari info berbagai sumber ada beraneka ragam hiasan kepala, yang aku gunakan saat itu adalah Suntiang Gadang (mohon dikoreksi kalau salah).

Selain Suntiang Gadang ada pula Suntiang Mangkuto dari Sungayang, Suntiang Sariantan dari Padang Panjang, Suntiang Pinang Bararak dari Koto nan Godang Payakumbuh, Suntiang Pisang Saparak dari Solok Salayo, Suntiang Kipeh dari Kurai Limo Jorong, Suntiang Matua Palambaian dan masih banyak lagi. Ada empat jenis hiasan yang disusun membentuk Suntiang, paling bawah disebut deretan Bungo Sarunai yang membentuk dasar Suntiang, di atasnya diletakkan deretan Bunga Gadang, hiasan yang paling atas disebut Kambang Goyang, hiasan yang jatuh di pipi kanan dan kiri disebut Kota-kote. Selain bentuk standar setengah lingkaran ada juga beberapa bentuk khas masing-masing daerah Sumatera Barat.


Nah yang paling bikin adorable tak lain dan tak bukan sang makeup artistnya, mari aku perkenalkan namanya Pamungkas Indra, biasa dipanggil Indra. Thank you so much Indra you make me feel sooo beautiful, cantik banget sampai ada beberapa teman yang gak mengenali saking transformasi the power of makeupnya kereeeen bangetth. Jadi Indra ini biasa makeup pengantin beberapa adat di Indonesia (tergantung request) terutama adat Jawa, dia juga dancer jadi udah biasa nari di nikahan juga. So buat temen-temen yang pengen dimakeupin sama dia bisa langsung kontak aja ke instagramnya di @indra_make_up biasa dilihat detail informasinya.

Minggu, 20 Desember 2015

Hutan Pinus Mangunan, Bantul Rasa Forks

Yeay libur telah tiba, Jogja lagi peak season nih, buat pengunjung-pengunjung dari luar kota yang pada mau liburan, atau buat orang Jogja yang merantau dan kini saatnya pulang kampung. Nah mari kita ulas salah satu tempat yang bisa dijadikan destinasi wisata buat yang pada berkunjung ke Jogja. Kalian semua pasti tahu kan film Hollywood, Twilight Saga, di mana diceritakan setting tempatnya di sebuah kota bernama Forks, kota yang selalu dingin dan lembab serta banyak pohon-pohon pinus. Di Bantul juga ada lho tempat kayak gitu, namanya Hutan Pinus Mangunan, terletak di Dlingo Mangunan Bantul. Hutan Pinus Mangunan ditumbuhi Pinus Merkusii merupakan bagian dari kawasan RPH (Resort Pengelolaan Hutan) Mangunan.

Hutan Pinus Mangunan sering juga disebut Hutan Pinus Imogiri karena lokasinya bisa ditembuh dengan mengikuti petunjuk arah ke Makam Imogiri. Terlihat tak hanya pinus saja, ada pohon mahoni, kemiri, kayu putih, dan akasia juga yang dibudidayakan di sana. Selain hutan pinus yang menarik dikunjungi, naik sedikit ke atas ada Puncak Becici di mana kita bisa melihat keindahan kota Jogja dari atas bukit. Pas aku dateng ke Hutan Pinus udah agak sore sama adekku dan kita bertemu sama orang yang lagi foto prewedding. Suara daun-daun dan batang-batang pinus yang bergesekan apabila ada angin menambah kesyahduan sebuah keluarga yang sedang piknik menggelar tikar dan membuka bekal untuk makan bersama.

Walaupun tempat wisata ini tergolong baru namun sudah banyak dirawat, terbukti dengan adanya bangku-bangku dan ayunan yang biasa dijadikan tempat selfi para pengunjung. Tempatnya sangat instagramable jadi wajar kalau banyak anak-anak muda atau para calon pengantin yang prewedding di sini. Namun sayangnya belum ada transportasi umum yang bisa mencapai tempat ini, jadi ya mau gak mau harus pake kendaraan pribadi. Bagi turis dari luar kota bisa menggunakan jasa sewa motor atau sewa mobil tergantung dari kenyamanan lebih suka yang mana. Aku ada rekomendasi untuk penyewaan mobil yang menurutku lebih murah dibandingkan yang lain, bisa pesan di Mba Kiki hubungi 087838144015.


Duduklah sejenak di bangku-bangku yang telah disediakan dan rasakan udara segar disekitar, hilangkan penat yang ada karena suasananya memang sangat tenang. Apabila datang bersama keluarga bawalah bekal dan open tikar, sangat memorable kebersamaannya. Lokasi ini bisa ditempuh kalau dari Kota arahkan kendaraan ke perempatan Giwangan, ke selatan Jl. Imogiri Timur, ikuti petunjuk arah ke Makam Raja Imogiri, ada pertigaan ikuti arah petunjuk arah Kebun Buah Mangunan akan sampai di pertigaan Mangunan, pilih arah lurus atau ke atas dan kalian akan sampai di Hutan Pinus Mangunan.

Salam, selamat berlibur.

Minggu, 13 Desember 2015

My Bikepacking

Hello fellas, postingan kali ini menyambung dengan postingan beberapa waktu yang lalu ya (Transportation Along The Road). Soalnya banyak yang nanya nih kayak, "Rika beneran kalau jalan-jalan sukanya naik motor?", "Rika serius Jogja-Purwodadi naik motor?", "Rika motornya apa?", "Rika biasanya bensin habis berapa?". Haha iya kalau traveling mengunjungi tempat-tempat selama bisa dijangkau dengan motor aku selalu naik motor alias bikepacking. Banyak teman-teman di sekitarku yang sering touring mengendarai motor, jadi bikepacking bukan hal baru buat aku. Selain mudah dan murah kita jadi bisa blusukan ke tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau mobil atau transportasi publik.

Aktivitas bikepacking sangat seru dan asik, kita mengeksplorasi alam dan kearifan lokal ditemani sahabat karib, motor kita sendiri. Tempat-tempat yang indah dan masih perawan, masih belum banyak terjamah moda transportasi publik, jadi bikepacking merupakan solusi untuk menuju ke tempat tersebut. Selain itu menyenangkan kalau bikepacking adalah tidak terpaut pada jadwal, kita bisa menetukan kapan akan berangkat, kapan akan istirahat, dan kapan akan pulang. Walaupun sangat mudah dan sederhana dengan syarat punya motor, tapi jangan lupa lengkapi surat-suratnya yah seperti SIM C dan STNK. Tapi kalau gak punya motor bisa juga kok nebeng sama temen ntar kamu yang bagian beli bensin sebagai tanda terimakasih gitu.

Sebelum berangkat pastikan motor dalam keadaan prima, bisa diservis dulu ke bengkel, dicek olinya, cek bannya, cek rem, lampu, bensin, pokoknya harus make sure semuanya aman. Haha padahal aku tuh awam banget kalau masalah motor, jadi secara berkala pasti aku servis ke bengkel resmi untuk memastikan semuanya ok. Motorku adalah Yamaha Mio J keluaran tahun 2013, sudah 2 tahunan ini dia selalu menemani kemanapun aku pergi. Alasan kenapa aku memilih Mio J adalah, gak pernah rewel atau macet walau diajak keluar kota, bensinnya irit banget biasanya Jogja-Solo Baru cuma habis bensin 20 ribu rupiah, lewat jalan yang meliuk-liuk kayak ke Dlingo Bantul, Gunung Kidul atau ke Kulon Progo dia ayo aja.


Haha duh aku udah kayak SPG motor aja ya, tapi yang emang nyaman banget sih sama si Mio J ini walaupun penampilannya cewek banget tapi dia tangguh. Pesan buat kalian yang tertarik buat bikepacking jangan lupa make sure kendaraan aman, pelajari rute yang akan ditempuh, patuhi peraturan lalu lintas, hormati orang-orang yang ada di daerah tersebut, jangan ugal-ugalan, cintailah lingkungan dan cintailah motor yang selalu membawa kita ke tempat-tempat istimewa.

Salam

Minggu, 06 Desember 2015

Strawberry Bandung di Tuban

Good Monday morning, yes its really good, literally. Alhamdulillah mood Senin ini lagi baik jadi semangat buat berangkat kerja. Ya kaaan sebahagia-bahagianya traveling tetep kita harus bekerja buat menabung bekal traveling selanjutnya. Biar semangat berangkat kerja after traveling yang biasanya malah bikin males ngantor, pengennya jalan-jalan terus sedangkan dompet minta untuk diisi ulang, kalau tips dari aku sih tidur cukup, persiapkan materi-materi pekerjaan, dan jangan lupa untuk makan-makanan sehat terutama buah biar mood jadi bagus.

Ngomong-ngomong tentang buah, mari kita flashback sejenak ke kehidupan masa kelam dulu, haha. Okay, dulu aku gak suka makan sayur dan juga buah, GAK SUKA, percaya capslock, underline, bold, dan italic itu memang diperlukan banget. Gak tau ya dulu emang aku lebih suka makan nasi, daging-dagingan terutama yang digoreng, and coffee addicted also. Seiring berjalannya waktu, dan seiring sering makan bareng temen gue yang pasti udah pada kenal, Arul, dia suka banget makan sayur dan buah, akhirnya pelan-pelan aku mulai makan dan mulai suka, ya gimana lagi daripada berantem cuma masalah mau makan di mana akhirnya aku yang mengalah.

Walaupun udah doyan makan sayur dan buah bukan berarti langsung suka banget gitu enggak juga sih, masih tetep pilih-pilih. Sebelumnya aku pernah posting bahwa aku suka semangka, selain buah semangka aku juga suka buah strawberry. Sedikit kisah lucu waktu aku nganterin ibuku ziarah ke makam Sunan Bonang di Tuban Jawa Timur. Di pasar dekat makam ada mas-mas yang jualan strawberry seger-seger banget, tertarik nih aku buat beli, kata masnya itu strawberry Bandung. Lah ini kan aku lagi di Tuban bukan di Bandung, aya-aya wae masnya. Tapi iya sih waktu nyampe Jogja aku cobain, ternyata bener strawberry Bandung tapi ya gitu, tetep masih enak metik sendiri (halan apasih aku ini maunya).

 
Selain rasanya yang manis-manis asam menyegarkan gitu strawberry ternyata punya manfaat yang luar biasa. Strawberry kaya akan mineral, vitamin, dan antioksidan, yang semuanya mudah diserap oleh tubuh. Terutama kandungan vitamin C dan seng dalam buah strawberry sangat tinggi, mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jadi bisa buat bekal traveling juga ya teman-teman biar kita gak gampang capek. Nah sekian dulu ulasan singkatnya, pesan aku jangan benci sayur dan buah ya karena manfaatnya banyak untuk kesehatan kita. Buat yang belom suka makan sayur, bisa dimulai dengan makan buah-buah yang manis dulu, baru nanti pelan-pelan mencoba makanan organik lainnya.

Salam sehat

Selasa, 01 Desember 2015

Pawai Pembangunan DIY 2015

Hei hei hei, apa kabar semua? Haha akhirnya setelah earl monthly syndrome alias nglembur awal bulan yang kerjaannya segambreng, mulai dari pembuatan laporan bulanan sampe invoicing sudah tuntas (anggep aja sudah ya, huhu). Nah sekarang saatnya untuk berbagi cerita nih buat teman-teman semua, ng... aku lagi pengen bahas tentan acara-acara yang ada di Jogja ya, semoga kalian gak pernah bosan buat membacanya. Beberapa bulan yang lalu, tepatnya tanggal 22 Agustus 2015 di pusat kota Yogyakarta diadakan Pawai Pembangunan DIY 2015 yang merupakan puncak rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70.

Awal mulanya sih aku gak tahu kalau ada acara pawai pada saat itu, cuman nih, temenku yang hitz banget yang kerjaannya selalu mengupdate informasi kekinian, yang tak lain dan tak bukan adalah Kurniawan Bakhrul Saputra alias Arul itu tiba-tiba saja mengajak untuk melihat pawai, dan tahukah kalian dia ngasih tahunya jam berapa? Jam 2 siang, padahal acara pawainya sendiri dimulai pada jam 3 sore, bagi yang belum tahu, sekedar informasi saja kalau rumahku itu di daerah Sleman jadi paling enggak menempuh waktu setengah jam buat ke pusat kota, dan karena itu weekend dan aku gak kemana-mana (gak ada yang ngajak, hiks) jadi dari pagi aku emang belum mandi (eh), nah kebayang kan aku buru-burunya gimana haha.

Seperti acara-acara pawai sebelumnya, saat acara berlangsung pasti sejumlah ruas menuju Jl. Malioboro akan ditutup. Jadi kita parkir di Stasiun Tugu, berjalan kaki sepanjang Jl. Malioboro untuk menyaksikan pawai tersebut. Sekitar ada 4.200 orang peserta yang terbagi dalam 52 kelompok mengikuti pawai ini, membawa nama dari daerah atau instansinya masing-masing. Dibagi menjadi 3 kontingen, seperti biasa untuk kontingen pertama pasti diisi oleh pasukan bergodo dan marching band. Kloter kedua diisi atranski seni budaya yang diikuti oleh seniman-seniman dari masing-masing kabupaten yang ada di Yogyakarta. Nah dan yang paling menarik adalah kontingen ketiga yang dimeriahkan oleh kendaraan hias dan kuno.

Di kontingen ketiga ada kelompok dari PT. Kereta Api Indonesia, Kebun Binatang Gembira Loka membawa serta beberapa binatangnya, persatuan sepeda onthel Yogyakarta (ada Mas Desi yang jualan slondhok, membawa serta kerombong slondhoknya), mobil-mobil kuno, dan yang bikin aku tertawa geli ada kelompok anak-anak kecil yang naik sepatu roda, nah mereka itu gak bisa ngerem, malah jatuh saling tindih satu sama lain haha, cool kids. Gimana seru kan? Pokoknya kalau ngomongin Jogja gak akan jauh-jauh dari budaya yang akan tetap lestari dan orang-orang kreatif di dalamnya.

Salam